Pages

Subscribe:

Rabu, 14 Maret 2012

Belajar Menghargai Karya Orang Lain

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, karya diartikan dengan kerja, pekerjaan, hasil perbuatan ; ciptaan terutama hasil karangan. Karya yaitu suatu perbuatan yang menghasilkan sesuatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh umat manusia Dalam hal karya atau berkarya dapat berupa novel, karangan, artikel, buku, dan lain-lain. Guna kemaslahatan umat, persatuan dan kesatuan, penting artinya menghargai karya orang lain sebagai bentuk pernghargaan terhadap yang memiliki karya.
.Di Negara kita hasil karya atau kreasi dilindungi oleh hukum Sebuah karya dapat dipatenkan. Apabila orang lain ingin memakainya, maka harus izin kepada yang memiliki karya yang telah dipatenkan tersebut Karya – karya yang dilindungi oleh hukum diantaranya: Buku, Program computer karya tulis yang diterbitkan, pamlet dan semua hasil karya tulis ; pidato ceramah dan hal yang sejenis dengan itu ; alat pembelajaran untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan ; musik atau lagu ; Arsitektur ; drama tari, wayang, pantomime ; segala bentuk seni rupa ; fotografi ; peta ; terjemahan, bunga rampai, data base dan karya lain.
Perlu di ingat bahwa sebagai muslim dan muslimah dalam hal berkarya harus sesuai dengan aturan agama islam diantaranya:
- Mendasari diri dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah SWT guna mencapai ridhanya dan hasil karyanya halalan thayyiban hasanan. Allah SWT hanya akan menerima karya amalan yang ikhlas.
- Selalu memulai suatu karya dengan membaca basmalah
- Melaksanakan kerja atau karya dengan penuh semangat, antusias guna mencapai hasil yang optimal
- Karya yang digeluli adalah halal
- Bersikap dan berperilaku yang baik seperti jujur, amanah dan professional
- Menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat
- Sabar dan syukur
Manusia akan sangat merasa berharga kalau karyanya juga dihargai oleh orang lain. Menghargai karya orang lain harus dibiasakan. Satu dan lainnya harus saling menghargai dan ini adalah perilaku yang terpuji. Mencaci, memaki, menghina, mengolok-olok, mencela, merendahkan karya orang lain merupakan akhlak atau perilaku yang buruk yang harus kita jauhi bersama. Perilaku-perilaku tersebut hanya akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik.
Mengapa karya orang lain harus kita hargai? Kita harus menyadari bahwa untuk berkarya itu tidaklah mudah harus melalui perjuangan yang gigih, rajin, ulet dan mempunyai ketelitian dan ketekunan yang tinggi. Oleh karena itu kita harus dapat memberikan apresiasi yang tinggi atas karya yang telah dirahnya. Selain itu, maksud dari menghargai karya orang lain diantaranya:
- Menggembirakan kepada orang yang telah berkarya
- Untuk menjalin hubungan yang harmonis
- Orang yang mendapat penghargaan akan terangkat ke permukaan status sosialnya
- Mendorong untuk berhaluan maju
- Menghindarkan diri dari caci, maki dan hinaan terhadap karya orang lain
Untuk menunjukkan menghargai karya orang lain dapat dimanifestasikan dalam bentuk ungkapan, pernyataan tertulis, sikap, penghargaan dan perbuatan. Islam mengajarkan supaya saling menghargai antar sesama, saling menunjukkan sikap dan sifat yang baik.
Menghargai karya orang lain dalam bentuk ungkapan, misalnya dengan sanjungan dan statemen tentang karyanya. Sanjungan dan statemennya harus sesuai dengan realita. Tidak boleh berdusta guna menjilat atau mencari muka. Hal yang demikian termasuk perilaku yang tercela.
Dalam bentuk pernyataan tertulis juga dapat digunakan untuk menghargai karya orang lain, misalnya berupa piagam penghargaan, sertifikat, fandel atau sejenisnya. Sikap seseorang juga dapat digunakan dalam menghargai karya orang lain, misalnya menunjukkan muka yang manis dan menyapa bila berjumpa dengan orang yang berkarya.
Penghargaan terhadap karya orang lain dapat juga dilakukan dengan memberikan hadiah, misalnya hadiah umrah, haji, rumah, kendaraan dan lain-lain. Menghargai karya orang lain juga dapat diwujudkan dengan perbuatan yaitu dengan memberi selamat kepada yang berkarya.
Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa dalam rangka menghargai karya orang lain dapat dilakukan dg memberikan apresiasi kepada orang yang berkarya secara objektif tanpa pandang bulu dan tidak mencelanya seandainya karyanya kurang berkualitas.
Perilaku terpuji berupa menghargai karya orang lain harus kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga antara satu dengan yang lainnya terhindar dari saling meremehkan. Kebiasaan menghargai karya orang lain dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga, RT, RW, sekolah, kantor-kantor, perusahaan-perusahaan, berbangsa, beragama dan bernegara.
Kebiasaan yang terpuji ini harus kita galakkan dalam berbagai macam lingkungan sebagai manifestasi dari bahwa antara yang satu dengan yang lainnya ada sisi lemahnya dan ada sisi istimewanya sehingga semuanya saling mengisi, saling Bantu membantu dan saling mengasihi dan harga menghargai antar sesama.
Simak Ayat-Ayat Al Qur’an yang berhubungan dengan penghargaan berikut yang Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) da jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS Al Hujurat (49) : 11).
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). (QS Al Insyiqaq (84) : 19).
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( mukia ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS Al Qashas ( 28) : 77).

oleh Joko Winarto

Puasa dan Korupsi

ADAKAH hubungan antara puasa dan korupsi? Jawabannya: Ada. Puasa adalah ibadah untuk bersikap jujur. Apabila kejujuran telah tertanam dalan jiwa, maka ia tidak akan melakukan korupsi.
Secara sederhana, puasa adalah menahan diri dari segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa. Mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Menahan diri di sini bukan hanya tidak makan dan minum. Tapi dari segala hawa nafsu. Makna yang terkadung di dalamnya sangat luas.
Pada prinsipnya menjaga pahala puasa jauh lebih sulit daripada menjaga puasa agar tidak batal. Menjaga puasa cukup dengan tidak memasukkan sesuatu ke dalam rongga yang ada pada tubuh kita seperti rongga mulut, hidung, telinga dan lainnya (lihat hal-hal yang membatalkan puasa). Sedangkan menjaga pahala puasa seperti menahan diri dengan tidak melihat yang haram, menjaga lidah untuk tetap berkata jujur, menjaga pendengaran untuk tidak mendengarkan hal-hal yang buruk. Kalau ini tidak ditaati, puasa kita justru tidak lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga.
Puasa adalah ibadah yang sangat pribadi dalam artinya tidak ada orang lain yang mengetahui apakah kita berpuasa atau tidak, kecuali Allah swt dan kita sendiri, sehingga kita dilatih untuk tetap jujur. Meskipun tidak seorang pun mengetahui ibadah puasa yang sedang kita jalankan, namun kita meyakini Allah Maha Melihat atas setiap tindakan yang kita lakukan. Di sinilah inti dari berpuasa, melatih untuk bersikap jujur agar tercipta manusia berahklak mulia dan berpribadi baik.
Lantas bagaimana dengan korupsi yang terus menggila meskipun saban tahun kita dilatih untuk jujur dengan berpuasa? Sebelum mengurai tentang hal itu, terlebih dahulu perlu dipahami apa itu korupsi. Secara sederhana, korupsi adalah perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Dari definisi tersebut jelas terlihat korupsi merupakan suatu tindakan keji, tidak mengedepankan sikap yang Islami. Makanya korupsi layak disebut kejahatan luar biasa atau penjajahan ala modern. Karena dengan korupsi rakyat kehilangan kesempatan untuk menikmati haknya, kesejahteraan.
Korupsi atau yang sering disebut “white collar crime” atau kejahatan kerah putih merupakan suatu kejahatan yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat, roda pemerintahan dan menghambat pembangunan. Korupsi juga merupakan wabah penyakit yang sangat sulit diberantas. Banyak bukti yang bisa menguatkan hal itu, salah satunya terlihat dari putusan bebas terhadap terdakwa korupsi dengan alasan telah mengembalikan kerugian negara. Padahal jelas-jelas dalam aturan disebutkan mengembalikan kerugian negara tidak menghapuskan tindak pidana.
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan Indonesia sedang dalam situasi bahaya dan terancam. Ini disebabkan masih banyaknya kasus korupsi dan tidak berjalannya pemberantasan korupsi. Kata Mahfud, ada dua jenis penyanderaan yang menyebabkan korupsi sulit untuk diberantas. Pertama, diatur supaya tidak ada yang tahu kecuali dia yang berkepentingan. Sehingga, kalau pelaku korupsi tertangkap, dia bisa menyangkal tidak ada bukti dan saksinya. Kedua, semua orang sudah disandera, sehingga pemberantasan korupsi tidak berjalan. Mulai dari yang atas hingga ke bawah dan tidak berani berteriak (keterangan Mahfud MD dilansir vivanews.com).
Kembali pada persoalan puasa, yang seyogianya menjadi latihan untuk menciptakan manusia jujur, justru hanya mendapatkan kegagalan. Bukan karena puasanya, tapi disebabkan orang yang berpuasa menjadikan puasa sebagai ritual keagamaan saja, sebulan dalam setahun. Puncaknya bersalam-salaman di hari yang fitri. Pasca hari raya, manusia kembali pada perilaku-perilaku yang keji seperti sebagaimana kebiasaannya sehari-hari. Termasuk merampas hak rakyat.
Untuk itu, kita berharap puasa tahun ini hendaknya benar-benar menjadi latihan berharga untuk mewujudkan insan yang jujur, mulia dan berahklak Islami, sehingga puasa tahun ini tidak sekadar dijadikan sebagai ajang ritual belaka. Apalagi kalau sekadar bermewah-mewah di kala waktu berbuka.[]

Menjaga Hati

Menjaga hati itu wajib bagi kita semua. Peliharalah hati agar menjadi baik. Sebab hati itu adalah salah satu anggota tubuh yang sangat membahayakan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Pengaruhnya sangat kuat dan masalahnya paling rumit. Sangat berat untuk memperbaiki hati yang sudah terlanjur rusak. Sangat susah membersihkan hati yang terlanjur dekil, kotor dan ternoda.
Berkaitan dengan hati ini, ada lima pokok yang perlu kita ketahui. Di antaranya adalah :
  1. Allah mengetahui apa yang terlintas di hati dan khianatnya mata kita, walaupun orang lain sama sekali tidak mengetahuinya.
  2. Allah tidak hanya melihat warna kulit dan bentuk rupa, namun sampai pula ke dasar lubuk hati. Betapa kelirunya kita, bila kita disibukkan untuk memperbagus wajah dan kuilit, memelihara rupa, ketampanan dan kecantikan, agar orang lain merasa takjub manakala memandang. Namun hati kitalah yang menjadi pusat penilaian Allah,Perbaguslah hati,sebab Allah akan menilainya.
  3. Hati itu ibarat raja. Raja dan pemimpin yang sangat ditaati dan diikuti oleh semua organ/ anggota tubuh. Apa kata hati, maka organ tubuh yang bersangutan langsung bergerak dan tak pernah menolak. Jika raja jujur dan memerintahkan yang baik-baik saja maka rakyat pun jujur dan senantiasa baik pula. Tapi jika raja curang, rakyat pun curang. Demikian juga yang terjadi pada anggota tubuh.Jika kita telah tahu dan menyadari jika hati itu mempengaruhi dan menentukan baik buruknya anggota tubuh, maka marilah kita pusatkan perhatian kita untuk memeliharanya. Menjaga agar hati tetap mulus dan baik.
  4. Hati itu menyimpan permata yang berharga sekali. Permata itu adalah akal, sebagai puncak permata ma’rifat dan menjadi pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Disamping itu, menyimpan mata hati. Mata hati inilah sebagai modal untuk kemajuan dan kemuliaan kita di sisi Allah. Lalu tersimpan pula niat yang ikhlas dalam rangka mengerjakan amal taat dan sangat berkaitan erat dengan pahala yang kekal. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika tempat tersimpannya permata yang berharga tadi hendaknya dijaga dan dipelihara agar tidak tercemar noda dan kotoran. Kita wajib membentengi agar permata yang berharga tadi tidak kebobolan pencuri.
  5. Hati itu menyimpan beberapa keistimewaan, maka harus dijaga dan diistimewakan pula. Lima keistimewaan Hati :
Keistimewaan yang pertama ialah sesungguhnya hati itu selalu diintip musuh. Setiap saat ditungganginya dengan tak pernah berhenti. Musuh itu ialah setan. Karena setan tahu kalau hati itu tempatnya Ilham. Tapi ada juga malaikat yang berusaha merebut hati kita. Maka setiap waktu antara malaikat dan setan selalu berebutan untuk memasuki pintu hati kita. Setan mengetuk hati kita untuk mengajak kepada keburukan dan Malaikat mengetuk untuk mengajak kepada kebaikan.
Hati itu sibuk, inilah keistimewaan yang kedua. Kesibukan hati disebabkan di dalamnya terdapat nafsu dan akal. Sedangkan antara keinginan nafsu dan akal bertolak belakang. Apa yang hendak dilakukan akal dihalang-halangi nafsu, dan sebaliknya. Ibarat perang, maka hati itu bagaikan medan laga, alun-alun tempat bertempur hati dan akal. Maka itulah sebabnya, sehingga hati dikatakan sibuk sekali
Keistimewaan hati yang ketiga ialah adanya desas desus yang tak pernah berhenti. Hati tak pernah lelap dan selalu dilalui keluar masuknya pikiran-pikiran tanpa berhenti siang dan malam. Berbeda dengan anggota tubuh lainnya,sekali waktu beristirahat total. Misalnya mata, jika mata kita tutup atau kita berada dalam keadaan gelap, maka ia tak akan bisa bekerja atau tidak bisa melihat. Misalkan telinga,jika ditutup lubangnya rapat-rapat ia tak akan bisa mendengar, ia berhenti dari kesibukan. Demikian juga anggota tubuh lainnya. Namun tidaklah demikian yang dilakukan oleh hati. Hati yang dilintasi pikiran-pikiran,desas desusnya bagaikan hujan yang tak kunjung berhenti sepanjang siang dan malam, sementara engkau tak akan mampu menahannya. Di dalam hatimu, setiap detik selalu melintaspikiran-pikiran,rencana,ingatan lama,kekecewaan,rasa malu,dan lain sebagainya. Satu pergi, yang lain datang demikian berturut-turut. Dan kita tak mampu membendungnya sama sekali.
Keutamaan hati yang keempat ialah bahwa perkara hati dan penyakitnya itu adalah perkara ghaib. Penyakit hati yang dimaksudkan disini bukanlah penyakit virus atau kuman yang dapat disembuhkan oleh tabib maupun dokter. Penyakit hati adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata. Dan hati yang diserang pun adalah perkara ghaib. Datangnya penyakit tidak dirasakan, bahkan penyakit hati yang telah kronis semakin nikmat dirasakan, penderitanya semakin terbius dan tak sadar. Karena itulah maka penyakit ini sesungguhnya sukar sekali obatnya. Hati yang terkena virus rohani ini susah disembuhkan. Agar tidak terjangkit, maka perlulah engkau melakukan penjagaan, penangkalan sedini mungkin. Setiap saat hati dipelihara dan dilindungi serta diperiksa.
Keutamaan hati yang kelima ialah hawa nafsu yang berlebihan dan buruk, itu pun termasuk virus rohani. Tidaklah engkau ingat cerita Bal’am yang tersurat dalam Al-Qur’an ? Ba’lam semula taat dan beriman kepada Allah. Usianya diisi dengan ibadah dan amal mulia. Namun karena hatinya terkena virus rohani jenis hawa nafsu, meka ia pun tenggelam di dalam hawa nafsu tersebut. Ia turutkan hawa nafsu yang buru, dan semakin lama semakin merusak hatinya. Semakin lama mendekati kufur, dan akhirnya kufur sama sekali. Ternyata ia telah mendapat laknat dan hati serta pandangannya berbalik sama sekali, seolah-olah ia tak pernah beriman. Masya Allah , semoga kita terhindar dari bahaya itu semua. Marilah kita semua menjaga dan membentengi hati kita masing-masing

Hikmah Bersikap Tenang

Rasulullah pernah berkata kepada al-Mundzir, kepala kabilah Abdul Qais, "Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah, yaitu sifat penyabar dan tidak suka tergesa-gesa." Lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku berusaha berperilaku seperti itu, atau Allah menjadikanku berwatak dengan keduanya?" Nabi SAW menjawab, "Allahlah yang menjadikanmu berwatak dengan keduanya." Al-Mundzir pun berucap, "Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikanku berwatak dengan dua tabiat yang dicintai Allah dan Rasul-Nya." (HR Abu Dawud).

Sikap penyabar, lembut, kalem, dan tenang tak hanya dimiliki dan diserukan oleh Rasulullah, tapi juga dianjurkan oleh nabi-nabi yang lain. Mengapa begitu, karena kesabaran seorang penyabar-kata Ahmad ar-Rasyid dalam bukunya al-'Awa'iq-adalah benteng yang akan melindunginya dari fitnah, sifat pemarah, dan egois, sehingga ia mampu berlaku adil dalam berbagai keputusannya. Sedangkan sifat "tidak ceroboh" akan memberikan kesempatan untuk menganalisis dan menimbang-nimbang, sehingga tidak ada lagi keraguan.

Sementara itu, sifat ceroboh dan tergesa-gesa menjadikan seseorang tidak cermat dalam menyelesaikan persoalannya, karena ada nafsu yang ikut bermain di dalamnya. Orang yang tergopoh-gopoh sering bertindak keliru dalam hidupnya yang akhirnya membuahkan penyesalan. Kecerobohan juga sering menjadi penyebab dari hilangnya keteguhan dan komitmen seseorang. Orang yang tergesa-gesa akan mudah patah semangat manakala dibenturkan oleh perkara yang sepele sekalipun.

Sebaliknya, orang yang lembut, kalem, dan tenang mempunyai konsentrasi yang tinggi untuk menata dirinya agar lebih baik. Ia kelihatannya berada dalam kebisuan, tapi pikirannya bergerak dinamis. Ia bertindak bukan dengan nafsu dan amarahnya, tapi bergerak dengan pikirannya.

Nabi meraih simpati yang besar dari umat manusia, karena Allah SWT telah melembutkan hatinya sebagaimana firman-Nya: "Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu .…" (Ali Imran [3] : 159).

Kalau teori manajemen modern merekomendasikan bahwa sebuah manajemen yang baik harus mengandung unsur POAC (planning, organizing, actuating, dan controlling), maka seorang yang kalem, lembut, dan tidak tergopoh-gopoh akan memiliki kesempatan yang full untuk melakukan controlling. Hal ini senapas dengan sabda Nabi: "Perlahan-lahan dari Allah dan tergesa-gesa dari setan." (HR Baihaqi).

Sifat kalem, tenang, dan perlahan-lahan tentu tidak identik dengan kelambanan sehingga melewati deadline, namun ia bergerak secara tertata. Demikian pula sifat tergesa-gesa; ia harus dibedakan dengan sikap positif dan penuh percaya diri, yang kadang ditampilkan dan dikesankan dengan bertindak tergesa-gesa dan terburu-buru. Seorang Mukmin yang sejati, yang mempunyai tsiqah (kepercayaan) yang tinggi pada Allah juga kerap kali bertindak dinamis. Tentu saja naif untuk menyebut mereka bertindak ceroboh. Wallahu a'lam bish-shawab.

Kiat Menjadi Guru Profesional

Saya ingin memetik sebuah falsafah Inggris yang menjadi pegangan mereka yang jaya dalam bidangnya. “Nobody plans to fail, but many fail to plan. So let us work and work aur plan”–“Seseorang yang gagal merancang tindakan, ia akan gagal pula dalam bekerja. Oleh karena itu marilah kita rancang langkah kita”.
“Jika Anda ingin tidak dilupakan orang segera setelah meninggal dunia, maka tulislah sesuatu yang patut dibaca atau berbuatlah sesuatu yang layak diabadikan.” (Franklin)
Lewat tulisan, berbagai macam ide terdokumentasikan menjadi data otentik serta catatan sejarah proses kehidupan pada masanya. Lewat kutipan ini pula “kiat  guru  profesional” menghadap pembaca.
Mencermati berbagai model perkembangan institusi pendidikan terkini, maka terbentang masa yang menggugah nyali para pendidik untuk mengoptimalkan potensi generasi berkualitas. Guru dengan mentalitas pendidik (nurturer/educator) yang mumpuni di bidangnya, adalah tuntutan dalam dunia pendidikan.  Jadi, bukan hanya menjadi dambaan lembaga sekolah. Subyek didik pun menganggapnya sebagai ‘guru favorit’. Jika demikian halnya, lalu bagaimana untuk mewujudkannya?
Sudahkah Anda berpuas hati dengan prestasi sebagai guru? Bagaimana respon peserta didik  saat kegiatan pembelajaran berlangsung? Dan bagaimana hasil evaluasi organisasi? Apapun jawaban  yang Anda berikan, akan tetap memicu serta memacu diri, bahwa kita senantiasa perlu memperbaiki dan mengislahkan kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) diri. Islah adalah satu konsep yang sangat ditekankan dalam Islam.
Orang beriman jika mempunyai pekerjaan, maka ia selalu mengerjakannya dengan professional dan amalnya dilaksanakan dengan tuntas. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani disebutkan bahwa “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla suka seorang hamba yang kalau dia bekerja dengan itqon (profesional, tuntas dan berstandar).”  
Tips Guru Profesional
  1. Merancang strategi pembelajaran terbaik
Hasan Basri (Abdul Rahman,1998) menyatakan bahwa: “Orang yang bekerja tanpa pengetahuan dan rencana, sama seperti orang yang berjalan meraba-raba di jalan raya yang terbentang.” Orang yang bekerja tanpa tujuan, lebih banyak merusak daripada membangun.” Program pembelajaran sangat penting dipersiapkan serta diaplikasikan sesuai kondisi di lapangan. Agar pola mengajar dapat terarah, maka perlu mencatat peristiwa harian, misalnya: tugas, ulangan, laporan, dst. Sebuah tindakan akan menghasilkan produk yang berkualitas jika  dipersiapkan secara optimal. Agar menjadi siswa terdidik dan unggul, maka perlu dibiasakan untuk merencanakan segala pekerjaan yang akan dilakukan.
Mempersiapkan faktor internal peserta didik dengan menyalakan ‘nyali’ lebih awal adalah hal yang sangat diutamakan. Sebelum menanam, lihat dulu lahannya. Menurut Rasulullah n, ada tiga  tipe. Pertama “laqiyatun” – suci dan baik mudah menerima kucuran dan limpahan air. Kedua “ajadib” – tanaman tidak bisa tumbuh, namun bermanfaat bagi yang lain. Dan  ketiga adalah “qianun” bak padang pasir.  
  1. Jernihkan visi dan peran sebagai guru
Apakah yang melatarbelakangi guru bertindak? Guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter. Strateginya? Mempraktikkan pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kejujuran akademis, mengembangkan sekolah sebagai komunitas belajar profesional, membangkitkan kultur kemandirian yang bertanggung jawab.  Jadi, mengedepankan perubahan paradigma sebagai guru profesional.
Pada tataran teknis guru berperan sebagai pengajar dengan tugas utama mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai peserta didik pada satuan pendidikan tertentu. Apa saja yang dipertontonkan guru kepada para siswanya adalah termasuk proses pendidikan. Mereka akan merekam sedemikian rupa  segala  peristiwa yang ada di sekelilingnya.
  1. Hakikat anak didik
Hakikat anak didik menurut al-Ghazali merupakan anak yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan sesuai fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan serta pengarahan dari pendidik secara konsisten menuju titik yang optimal berdasarkan potensi fitrahnya. Karena kemampuan anak didik sangat ditentukan oleh usia dan perkembangannya.
Sulit menyebut siswa bodoh, yang ada adalah guru belum maksimal dalam mengajar !
Dengan proses sedemikian rupa, sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa! Barang yang kelihatan murah akan menjadi sangat tinggi nilainya jika isi dan kemasannya hebat. Pohong (ubi kayu) misalnya, hanya barang lokal jika dikemas dengan teknologi modern bisa menjadi seribu macam produk yang bernuansa global.   
Ingat lagi kondisi peserta didik!
Refleksi! Dengan mengkaji kelemahan dan kekuatan dalam menjalankan proses pembelajaran guru berhadapan dengan subyek didik yang unik, beraneka ragam intelegensinya, kekuatan daya pikir dan nalarnya serta kecenderungannya. Multikarakter subyek didik, akan menjadikan bahan bagi guru untuk ‘menanaknya’ sedemikian rupa. Mereka sedang mengalami proses perkembangan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan bimbingan, arahan, teladan secara konsisten ke arah titik yang optimal sesuai fitrahnya.
  1. Guru sebagai apa?
Guru sebagai motivator yang mendorong siswa melakukan sesuatu. Adakalanya cukup dengan penjelasan sekedarnya, namun ada pula yang memerlukan contoh serta teladan agar mudah diikuti siswa.  
Guru harus terus menerus berintuisi serta menggali berbagai macam informasi untuk menemukan inovasi baru dengan cara mendapatkan sumber pembelajaran dari mana saja. Observasi media informasi, serta melibatkan teknologi harus terus dikembangkan.
Guru sebagai fasilitator?
Sebagai fasilitator, guru melayani, membimbing membina dengan piawai serta menghantarkan siswa ke gerbong kesuksesan. Guru selayaknya dengan ringan hati  memfasilitasi siswa untuk menunjang proses pembelajaran.
Hendaknya ia memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik terhadap perilaku tertentu. Berikan kemandirian untuk beraktivitas secara kreatif dan inovatif. Temukan metodologi yang tepat sebagai sarana pembelajaran.
  1. Menentukan metode pembelajaran
Untuk  menentukan metode pembelajaran hendaknya guru berangkat dari masalah yang dihadapi, baik dari perspektif guru maupun subyek didik. Bagi guru misalnya, rendahnya disiplin siswa, minat belajar tidak maksimal, interaksi belajar yang tidak efektif, cara mengajar yang membosankan, partisipasi belajar rendah, atau intensitas bertanya minim. Dari siswa dapat dilihat dari partisipasi belajar menurun, meremehkan guru, atau motivasi belajar yang bergelombang/tidak konsisten.
Apapun kondisinya, guru hendaknya mengedepankan pemahaman, bahwa metode belajar siswa sekurangnya ada tiga macam jenis. Auditoris, visual, dan terakhir mekanis/kinetis. Maksudnya? Pertama, anak lebih mudah  memahami dengan uraian yang langsung ia dengar. Kedua, mereka lebih mudah menyerap materi pelajaran jika disampaikan dengan peragaan langsung/gambar atau imitasi dari tampilan objek yang sebenarnya. Selanjutnya, penjelasan dengan gerak atau ekspresi yang terhayati (gerakan sholat, seni suara, kungfu). Desain belajar bisa  di mana saja asal lingkungannya mendukung ke arah  KBM.   
  1. Menyelenggarakan program bimbingan bagi siswa yang belum tuntas
Realita membuktikan bahwa ada sebagian siswa yang lamban dalam mengapresiasi bidang studi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, guru perlu mengadakan pendekatan untuk mencari ‘api’ atau ‘gurem’ dalam sekam. Terdapat faktor intrinsik yang harus digali, selanjutnya solusi akan terkuak. Hendaknya guru pintar menyederhanakan persoalan yang rumit, sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
  1. Memperhatikan adab pendidik
Berikut ini adalah adab bagi pendidik yang ideal :
1.      Memperlakukan murid bagaikan anaknya sendiri. “Sesungguhnya aku bagi kalian seperti ayah terhadap anaknya.” (R. Abu Dawud).
2.      Tidak merendahkan ilmu  lain yang bukan bidangnya.
3.      Mengamalkan ilmu. Jangan sampai perkataannya sendiri diingkari oleh perbuatannya.  
  1. Meneguhkan keyakinan kepada Allah l.
Kita tentunya lebih bermotivasi sekiranya kita sadar bahwa Allah l akan senantiasa menolong hamba-Nya dalam setiap tindakan. Sekiranya benar-benar ikhlas mengharapkan ridho-Nya. Jika hati belum ‘jinak’, sulit rasanya hidayah akan meresap. Bukankah Rasulullah  n  pernah bersabda, “Tidak (sempurna) iman di antara kamu, sehingga hawa nafsunya tunduk terhadap apa yang aku bawa”.
Kesuksesan itu berawal dari hati dan pikiran seseorang dalam memandang sesuatu. Jika internalnya positif, maka eksternalnya juga akan mengiringinya. Epictetus mengatakan, “Kita tidak terganggu oleh hal-hal di luar kita, melainkan oleh bagaimana pikiran kita dalam memandang sesuatu.” Kata kuncinya adalah, jernih dalam memandang dan cermat dalam mencatat. Sudah berulang kali terbukti bahwa pikiran negatif senantiasa menciptakan emosi negatif. EQ Tinggi = Berpikir Jernih  + Emosi sehat + Tindakan Pantas.
Wallahu A’lamu bisshowwab.
Referensi :
Ahmad, Sabri.2006. Melakar Kejayaan dalan Belajar. Sintok: University Utara Malaysia
Brotowidjoyo, Mukayat D.1985. Penulisan Karangan Ilmiah.Jakarta: Akademika Pressindo.
Bakar, Usman Abu.2009.Pemikiran Pendidikan Islam Klasik Dan Modern.Diktat Kuliah.
Majalah Solusi No. 18. September 2010.
Majalah Hidayatullah.Edisi Khusus I/2011.
Martin,Anthony Dio. 2008.Emotional Quality Management. Jakarta: HR Excellency. 
Oleh : Akhsanin Sulaiman*

Strategi Menghadapi Masalah

Bila kesulitan hidup menerpa

"Bagaimana bila sesudah memberi dan berdoa yang saya dapat bukannya kehidupan yang lebih baik, tetapi sebaliknya, rentetan masalah bertubi-tubi?"
Bagaimana strateginya menghadapi kesulitan hidup ini?
Apa solusi sukses yang benar benar manjur agar kesuksesan hidup yang kita cari bisa kita rasakan?
Pembaca yang terhormat, saya yakin pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas juga berkelebat di benak Anda?
Terutama untuk mereka yang telah melakukan langkah-langkah memberi dan meminta seperti yang diajarkan situs ini. Bila sesudahnya mereka malah menghadapai rentetan masalah, cobaan, ujian, kesulitan hidupm penderitaan atau bahkan musibah, tentu hal ini bisa sangat membingungkan.
Selain itu ini juga bisa menimbulkan keraguan akan efektifitas sistem ini.
Untuk itu di halaman ini saya akan bahas tentang peran segala macam masalah dan cobaan hidup yang Anda alami untuk kesuksesan Anda. Serta apa solusi suksesnya.
Di akhir pelajaran ini, saya harap Anda bisa mendapatkan strategi yang tepat sebagai solusi sukses untuk menghadapi segala macam masalah, musibah dan kesulitan hidup Anda.


Peran Kesulitan untuk Kesuksesan

Satu fenomena yang sering terjadi adalah begitu kita meniatkan tekat untuk memperbaiki kehidupan kita, kita justru mendapat hantaman masalah bertubi-tubi. Segala kesulitan hidup seakan mendadak muncul untuk mengucapkan salam kenalnya pada kita.
Bisa dipahami kalau kemudian kita merasa bingung dan ragu akan keefektifan sistem sukses total yang mengajarkan bahwa sukses itu mudah dan mungkin untuk siapa saja, bahwa solusi sukses paling manjur hanyalah dengan meminta kepada-Nya.
Saya pun dahulu mengalami seperti ini. Berusaha yakin dan terus positif tapi yang terjadi malah semua yang negatif.
Saya tidak memahami apa yang terjadi dan bahkan sempat meragukan kemujaraban solusi sukses yang satu ini, sempat meragukan janji Tuhan tentang mudahnya mencapai kehidupan yang baik.
Saya tidak mengerti pelajaran di balik semua yang terjadi, sampai bertahun tahun kemudian ketika saya membuka-buka kembali semua buku doa saya.
Saya punya puluhan buku doa dan ketika saya periksa satu persatu, saya baca dan centang item-item yang dulu saya minta, ternyata, saya temukan bahwa selama ini Tuhan telah mengabulkan banyak sekali dari semua yang saya minta.
Luar biasa, semua permintaan saya yang ribuan jumlahnya itu, hanya tinggal beberapa saja mungkin yang belum Dia berikan, sebagian besarnya sudah.
Memakai analogi biji tumbuhan, ternyata saya telah berubah, tumbuh dan mekar menjadi sekuntum bunga, tanpa saya sepenuhnya menyadarinya.
Jadi ini satu strategi yang bisa Anda lakukan bila kesedihan datang mendera.
Coba buka buku permintaan Anda untuk melihat betapa banyak yang telah diberikan-Nya tanpa Anda sadari.
Kalau yang diberikannya baru sedikit, mungkin Anda juga baru meminta sedikit saja.
Masih ingat pelajaran tentang strategi meminta/berdoa agar persentase permintaan yang dikabulkan-Nya meningkat? Atau bahwa meminta banyak hal adalah kunci sukses juga?
Anda bisa ulang lagi membaca tentang dua solusi sukses ini bila sudah lupa.
Teruskan meminta. Meminta yang banyak.
Sinergikan meminta ini dengan memberi, memberi yang berani pula.
Juga gabungkan dengan kekuatan bersyukur dan bergembira dalam menjalani hidup Anda.
Sistem ini tidak bisa berjalan maksimal bila hanya dijalankan satu langkah satu langkah saja, tanpa digabungkan kekuatan seluruh langkahnya.
Kekuatan maksimal ada dalam sinergi semua langkah-langkahnya.

Cara Menghadapi Ejekan Orang Lain Tanpa Emosional

Dalam kehidupan pasti sudah tidak asing kan dengan namanya ejekan? Ejekan biasanya dilakukan seseorang kepada orang lain atau suatu hal ketika ada seseorang atau hal lain yang dianggap aneh dan menurutnya lucu , tidak sesuai dan asing bagi dirinya.

Seseorang sering diejek, dihina bahkan “dijatuhkan” oleh orang lain karena orang lain menganggap kita memiliki suatu yang melekat di dirinya yang dianggap oleh orang lain tidak sesuai.

Misalnya : dari segi bentuk fisik, perilaku, Style, dan masih banyak hal lainnya.

Terkadang orang yang mengejek sering diluar batas kewajaran dan cenderung menyakitkan dan menjatuhkan orang lain secara kasar. Tapi tidak ada hal yang tidak bias diatasi, temasuk Menerima ejekan dari orang Lain.

Ejekan juga tidak harus disikapi dengan emosional tinggi(marah, dll) tapi kita harus membuat ejekan itu menjadi suatu seni. Penasaran bro?
Berikut Tips bagi Kamu-kamu ketika menerima/menghadapi ejekan dari orang lain :

1.Jangan Terpancing Emosi Ketika diejek oleh orang lain

Ketika kita diejek oleh orang lain, maka kita jangan terpancing emosi. Karena orang lain akan meneruskan ejekannya, dikemudian hari, karena hal itu dianggap berhasil membuat kamu seolah olah “ejekan itu sesuai” dengan pribadi anda.

MAKA DARI ITU KONTROL EMOSI KAMU!

Contoh Kasus :
Ketika ditempat umum kamu dijatuhkan oleh orang lain :
Eh kamu itu udah bau, jarang mandi, g pernah pakai minyak wangi, adudududu,

-Kamu jangan marah, respon aja gini : hahaha, gapapa dong, gue ga mubadzirin semuanya, daripada kamu, sering mandi masih bau, sering pakai minyak masih bau, (posisi ini kamu skrg malah diatas, dan orang yang ngehina kamu malah merasa terjatuhkan)

2. Jangan Merasa Minder dan merasa terpuruk
Ketika diejek kita jangan minder dan terpuruk bro, sekali lagi buat hal itu jadi seni dan dijalanin Have Fun aja

Contoh Kaskus:
-Ketika kita diejek di depan teman-teman atau ketika maju ke forum, di depan kelas, karena kekurangan kita, atau kesalahan yang kita lakukan, janganlah kamu grogi, minder yang membuat kamu jadi dalam keadaan terpuruk, tapi cukup kamu respon dengan senyum atau bilang saja itu sebagai intermezzo.

-Kalau kita merasa malu, pasti akan diejek terus menerus bro

3. Ketika kita diejek, ambil celah, lalu respon balik, buat dia malu dengan kata ejekan yang dia lontarkan.

Contoh Kasus:
-Misalnya kita membeli barang :

Kamu : mbak, ada Hp E63 second

Mbak : ada mas, (sambil menunjukkan hp nya)

Kamu: kok hpnya udah banyak banget lecetnya mbak? Yang lain ada?

Mbak: (senyum sinis) ga ada mas, kalau mau kualitas bagus ya beli baru aja, (mencoba menjatuhkan kita).

Kamu : (jawab dengan gunakan kata2 mbk td bro) kalau saya mau beli baru, gengsi dong mbak beli disini

Mbak ; $$$ (pasti malu g bsa jawab)

-Misalnya ketika dikampus atau dikelas dihina fisik atau style kita

Temen : eh, gue pengen muntah

kamu : knp?

Temen : gara gara liat model rambut dan style loe hari ini !

kamu : (kamu jangan malu dan merasa terjatuhkan, respon balik aja)

kenapa? Gue manis banget yak kok loe mau muntah ?

Temen : $(*)*$^^${body};($(#&

Contoh 2 :

Temen : muka lo hari ini kok jelek banget sih,

Kamu: (Sambil ketawa), ia pa?

Temen : beneran suer !

kamu : gpp lah, Cuma hari ini gue jelek, daripada loe dari kemaren kemaren jelek terus

Temen : $^(&;#&;#%#((&;

4. Jangan Merasa kita Kalah, Ketika kita diejek

Kalau kita merasa kalah, orang lain justru semakin melunjak dan semakin mengejek kita bro !

Contoh :

Kasir Toko : eh mas, ga ada kembaliannya 500 nih gmana?

Kamu : permen ga ada mbak?

Kasir : abis mas, gmana g usah aja ya (suasana toko ramai) masa uang Cuma 500 Didebat sih mas(tertawa sinis)?( mencoba menjatuhkan kamu)

Kamu: Owh ia juga mbak, masa uang 500 didebat? Kalau gitu kasih saya uang 1000 aja mbak, dksh lbh gpp to, masa uang segitu didebat ?
kasir : *&&$^%%%#&;(

itu tadi beberapa tips menghadapi ejekan dari orang lain terhadap kita, peganglah 4 poin diatas, ketika kamu diejek oleh orang lain. Selanjutnya gunakan 4 poin diatas untuk mengembangkan Kreatifitas kamu, menghadapi Ejekan yang kamu terima.

EJEKAN itu SENI, jadi Hadapilah Dengan SENI juga bro!

SUMBER: http://www.smartnewz.info/2011/08/ca...ain-tanpa.html